Mengapa Terlambat Menikah?
Posted by Farid Ma'ruf pada Mei 18, 2013
banyak perawan tapi tua,
banyak perjaka tapi rambut putih merata.
Padahal …
Calon mudah dicari.
Nafsu juga sudah tinggi.
Tapi tak jua berani menikahi gadis pujaan hati.
Beraninya cuma pacaran runtang-runtung kesana-kemari.
Sambil obral janji-janji yang tak kunjung ditepati.
Bisa jadi,
Karena penuh perhitungan dan rencana.
Suatu hal yang memang sudah seharusnya.
Tapi mengapa,
Hasilnya malah justru jadi menunda-nunda,
Perkara yang dengannya bisa menggenapi separuh agama.
Coba lihat hitungan di screenshot berikut ini :

Tabel dalam hitungan di atas adalah hitungan minimalis. Artinya jauh dari mewah. Rumah hanya type 36, sampel harga di daerah Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Area yang terbilang “ndeso”, jauh dari pusat kota.
Begitu juga tentang biaya nikahnya. Minimalis.
Ternyata, jika ingin mapan baru nikah, maka harus menunggu 15 tahun. Alias menikah di usia 40 TAHUN! Siapa tahan?
Pacaran sudah tiap hari,
Bahkan biasa melakukan perbuatan layaknya suami-istri.
Akhirnya, muncullah si jabang bayi.
Dari pada malu sekali
Akhirnya TERPAKSA menikahi.
Rumah tangga dibangun tanpa bekal memadai.
Padahal tuntutan hidup makin meninggi.
Ditambah runyam karena hubungan dengan mertua juga bikin hati risi.
Akhirnya….
Beli rumah dengan KPR yang ribawi….
Tak peduli itu dosanya besar sekali
Beli sepeda motor juga leasing yang tidak syar’i.
Apakah ada solusi dari masalah ini?
Solusi yang Islami,
Yang sesuai dengan hati nurani,
Dan bikin kita semua bisa menggapai Baiti Jannati?
(catatan ringan Farid Ma’ruf, pengelola Blog Baiti Jannati)
nuly solehah said
subhanallah brmanfaat bnget tulisn in,,, trimksih